KransNews.com | Simalungun – Ratusan masyarakat meneteskan air mata, karena mengalami jalan rusak yang sudah puluhan tahun tidak disentuh aspal, saat orasi aksi damai di jembatan Sungai Bahapal batas antara Kecamatan Bandar Huluan dan Kecamatan Dolok Batunanggar (Dobana), Kabupaten Simalungun, Senin (11/11/2024) dari pukul 10.00 WIB.
Ada ratusan warga, kaum muda mudi, kaum bapak dan ibu mengikuti aksi damai menuntut perbaikan jalan, dengan menanam pohon pisang, dan memancing ikan di jalan berlubang, serta membawa spanduk yang berisikan tulisan, “pajak naik jalan rusak, halo bro piye kabare jalan ancor ora penak toh, kewajiban kami laksanakan, hak kami di kemanakan, kami butuh karya nyata, bukan karya kata, kami butuh kepastian bukan impian,”.
Rudi, orator aksi menyebutkan bahwa sehubungan dengan Jalan Kecamatan Bandar Huluan dan Kecamatan Dolok Batuganggar yang tak kunjung diperbaiki selama belasan tahun dan banyak angkutan yang Overload sehingga jalan di Kecamatan Bandar Huluan den Kecamatan Dolok Batu Nanggar rusak parah oleh karena hal tersebut dan berdasarkan undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kebebasan pendapat di muka umum.
“Ini adalah gabungan masyarakat Kecamatan Bandar Huluan dan Kecamatan Dolok Batu Nanggar. Kami meminta pemerintah memperhatikan kondisi jalan kami, kami selama ini seperti dianak tirikan di kampung kami sendiri,” ungkapnya.
Saat orasi aksi itu menggunakan Alat Pengeras Suara, Bendera, Spanduk, Poster, Alat Pancing dan menanam Pohon Pisang dan Ikan Lele.
Masyarakat meminta pengaspalan baru dimulai dari depan Masjid Dolok Ilir sampai Laras dan Sumpang Mangga sampai Tugu Sujono. Masyarakat juga menolak angkutan yang Overload melebih kapasitas melintas di sepanjang jalan Kecamatan Bandar Huluan dan Kecamatan Dolok Batu Nanggar, hal ini dikarenakan kelas jalan yang dutur dalam undang-undang Nomar 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. (Zi)
