Holding PTPN III Umumkan Pembentukan Sub Holding Palm Co Dan Supporting Co

oleh -109 Dilihat

Kransnews.com, Medan – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III ( Persero ) Jumat, 1 Desember 2023, mengumumkan penggabungan 13 (tiga belas) perusahaan dibawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi dua sub Holding, yakni Palm Co dan Supporting Co. Pengumuman ini dilakukan setelah penandatanganan akta Merger pembentukan Sub Holding Palm Co dan Sub Holding Supporting Co dilakukan, Jumat, 1/12/2023.

Penggabungan 13 ( tiga belas ) perusahaan perkebunan dibawah Holding ini menjadi dua Sub Holding yakni Palm Co dan Supporting Co diharapkan mampu mewujudkan Indonesia menjadi pemilik perusahaan sawit terbesar di dunia sekaligus menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan terbesar.

Dari siaran press yang diterima, Sub Holding Palm Co dibentuk melalui penggabungan PT. Perkebunan Nusantara V ( PTPN V) PTPN VI dan PTPN XIII kedalam PTPN IV, sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III ( Persero ) kedalam PTPN IV.

Sedangkan Sub Holding Supporting Co dibentuk melalui penggabungan PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV ke dalam PTPN I.

Pembentukan Palm Co dan Supporting Co merupakan Implementasi dari Program Strategis Nasional ( PSN ) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.

Integrasi PTPN Group ini juga merupakan bentuk dukungan perusahaan dalam memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan melalui hilirisasi sektor pangan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan melalui peremajaan sawit rakyat ( PSR ). Selain itu juga membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim melalui akselerasi pengembangan energi terbarukan.

PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit Terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih 600 ribu hektare pada tahun 2026 dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. Sehingga PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri. PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2023 menjadi 1,8 juta ton /tahun atau 4 kali lipat di tahun 2026.

Sedangkan Supporting Co akan menjadi perusahaan pengelola perkebunan unggul yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan diversifikasi usaha lainnya, serta green Business yang mampu memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Wakil menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dalam arahannya menyampaikan bahwa merger PTPN Group merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh kementerian BUMN.
Salah satu tujuannya yakni untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.

Tentunya setelah penandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR, operasional, keuangan dan sebagainya yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan. Dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing masing ujar wakil menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

Lebih lanjut wakil menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa aksi korporasi yang dilakukan PTPN group adalah transpormasi menyeluruh termasuk transpormasi dari sisi people. Dia menekankan agar ke depan para pegawai, khususnya Milenial bisa menjadi pemain yang andal untuk mengelola perusahaan sawit.

“Jadi saya ingin transpormasi dari sisi people nya benar benar terlihat. Bagaimana transpormasi ini bisa menjadikan Palm Co menjadi perusahaan sawit terdepan,bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energi yang sustainable”, ujar wakil menteri BUMN tersebut.

Kartika Wirjoatmodjo menyatakan bahwa tantangan yang kerap muncul dalam merger sebuah perusahaan adalah terkait integrasi SDM, namun hal tersebut tidak menjadi kendala di PTPN group karena mendapat dukungan dari serikat pekerja.

Saya berharap kekompakan ini harus terus dijaga sehingga tidak akan ada gejolak yang mengganggu kinerja perusahaan, dimana Palm Co akan fokus meningkatkan hilirisasi produk produk kelapa sawit. Selanjutnya untuk bidang energi seperti biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya juga akan menjadi perhatian perusahaan kata wakil menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

Sementara Direktur Holding Perkebunan Nusantara III ( persero ) Muhammad Abdul Ghani, menyampaikan aksi korporasi restrukturisasi pembentukan sub Holding Palm Co dan Supporting Co, menyusul terbentuknya Sugar Co pada tahun 2021 lalu, merupakan upaya untuk terus tumbuh berkembang dan berkontribusi maksimal.

Integrasi PTPN Group melalui pembentukan Palm Co dan SupportingCo merupakan wujud nyata strategi korporasi guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Integrasi ini memperkuat posisi perusahaan karena memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, dimana perusahaan didukung dengan pemanfaatan sumber daya lahan, sumber daya manusia, inovasi teknologi, serta digitalisasi yang unggul, kata Muhammad Abdul Ghani.

Strategi Sub Holding untuk dapat meraih tujuan besar tersebut, diantaranya memaksimalkan nilai aset Landbank untuk mendapatkan nilai tambah, peningkatan margin EBITDA dalam lima tahun mendatang. Peningkatan ESG dan ketahanan pangan, peningkatan ekuitas, hingga peningkatan leadership. Dan tentunya fokus bisnis yang semakin kuat, tambah Muhammad Abdul Ghani.

Sebagai salah satu upaya dalam meraih peningkatan ekuitas, kata Ghani, inisiatif inisiatif ESG menjadi salah satu indikator penting dalam perlindungan nilai perusahaan. Oleh karena itu, PTPN Group berkomitmen dan terus berupaya untuk mengimplementasikan prinsip prinsip keberlanjutan di dalam lingkup lingkungan sosial, dan tata kelola ( Environment, Sosial and Govermance / ESG ) dalam seluruh operasi bisnisnya.

Sebagaimana dalam laporan Sustainalytics, sebuah agensi rating ESG internasional yang dipublikasikan pada awal Juli 2023, PTPN III ( Persero ) mendapat ESG Risk Rating sebesar 17.1 ( Low Risk ) yang menempatkan perusahaan pada risiko rendah terkait dampak finansial yang signifikan dari faktor-faktor ESG.

Muhammad Abdul Ghani menyampaikan bahwa transpormasi yang dilakukan PTPN group selama tiga tahun terakhir yang berdampak signifikan pada peningkatan kinerja operasional dan finansial tidak terlepas dari inisiatif inisiatif ESG yang diterapkan. Dalam menjalankan seluruh bisnis dan aktivitas operasionalnya. Perseroan senantiasa memastikan produk yang dihasilkan, tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memiliki dampak terhadap sosial dan lingkungan, ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III tersebut. ( Muhammad Said nasution/rel )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *