KransNews.com | Simalungun – Masyarakat Nagori Naga Soppa, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun mengharapkan areal pemandian dan juga tempat pariwisata Swembat dihibahkan ke pemerintah setempat agar menjadi sumber pendapatan warga dan pemerintah nagori.
Menurut D Sinaga, tempat wisata yang sudah puluhan tahun itu sewajarnya diserahkan ke pihak pemerintah setempat agar bisa menjadikan sumber Pendapatan Anggaran Daerah (PAD).
Menurutnya selama ini pengelolaan PAD nya tak pernah sampai ke pemerintah setempat maupun pemerintahan Kabupaten Simalungun. “Jika pendapatan itu ada, mungkin pemandian Swembat ini bisa lebih baik lagi seperti tempat pariwisata lainnya,” katanya, Minggu (08/12/2024) saat ditemui di sekitar lokasi pemandian.
Zaman sekarang, pariwisata dijadikan sebagai industri penggerak dan andalan utama dalam menambah devisa. Pariwisata dijadikan sebuah usaha yang sangat menjanjikan dan primadona dalam meningkatkan ekonomi, sosial, dan budaya daerah tujuan wisata.
“Padahal melalui kegiatan pariwisata ini perekonomian dan taraf hidup masyarakat setempat dapat meningkat,” kata Sinaga.
Hasil pantauan di lapangan, tiket masuk dipemandian tersebut karcis masuk Rp 10 ribu dan parkir kendaraan roda 2 Rp 3 ribu serta mobil sekitar Rp 5 ribu.
Sedangkan pihak SPBUN PTPN.IV Kebun Laras ikut mendapat hasil pendapatan dari pemandian Swembat.
Sementara ada plank bertuliskan, “Swembat adalah pemandian alam tertua di Simalungun bersumber dari mata air alami yang tidak pernah mengering walau musim berganti.Pada tahun 1926 di Desa Naga Bayu ada sumber mata air milik orang kampung disaat itu orang Belanda buka perkebunanan Benang Nanas di perkebunan Laras. Karena dilihat orang Belanda di kampung itu ada mata airnya maka orang Belanda ingin berniat dibuat kolam renang untuk pemandian mereka. Disitulah dimusyawarahkan oleh orang Belanda dengan orang kampung, dari hasil musyawarah boleh dibuat dengan catatan orang kampung dibuatkan bak air minum dan orang kampung berobat di rumah sakit Laras secara gratis”. Itulah asal usulnya pemandian Swembat.
“Indonesia sudah merdeka orang Belanda sudah tidak ada, maka kolam renang ini diambil oleh Perkebunan Laras,” ungkap kekecewaan Sinaga. (RZ)